Monday, November 15, 2010

Besi Menurut Quran


” Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.”m
(surah Al-Hadiid ,25)




Memang aneh nampaknya, dalam pelajaran teologi, nama salah satu elemen kimia dalam tabel periodik, iaitu besi (Fe = ferrum) boleh menjadi salah satu judul surah dalam kitab suci agama. Dan hal ini diperdebatkan sebagai salah satu hal yang dianggap sebagai salah satu kelemahan Al-Qur’an. Tetapi itulah Al-Qur’an, dan apakah ini akan menjadi salah satu kelemahan, atau malah salah satu pesona yang tak terbantah dari Al-Qur’an? Sehingga pertanyaan bagi orang awam tentunya, karakter apa yang menarik pada surat ini? Lalu, mengapa besi dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Qur’an? Bukankah emas, misalnya, adalah logam mulia yang lebih berharga?

Surah ini turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di Madinah. Oleh karena itu, boleh difahami jika cukup banyak ayat yang memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat terambil dari kalimat wa anzalnal-hadida, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut pandangan Malik Bin Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian bagi kaum berakal; yang diselitkan di antara pelajaran-pelajaran yang menyangkut ketuhanan.

Karakter pertama yang menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan wa ansalnal-hadida dengan “Kami ciptakan besi”, padahal secara intrinksik seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan mizan (keadilan, keseimbangan, keselarasan, kesepadanan)”. Mengapa demikian? Kerana dalam bayangan mufasir klasik, bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?

Namun seiring dengan perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahawa “memang besi diturunkan dari langit”. Sains memberikan informasi kepada kita bahawa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri.

Tenaga sistem suria kita tidak cukup untuk menghasilkan elemen besi. Perkiraan paling baik, tenaga yang diperlukan adalah empat kali tenaga sistem matahari kita, dengan demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar daripada matahari, dengan suhu ratusan juta darjah Celsius. Kemudian meledak dahsyat sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai tertarik oleh gravitasi bumi, di awal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.

Karakter kedua, ketika menjelaskan besi “memberikan kekuatan yang hebat” kemungkinan pembaca membayangkan senjata pemusnah sekelas ICBM, Intercontinental Ballistic Missile (peluru kendali antarbenua) atau senjata pemusnah missle seperti senjata kimia. Tetapi bukan hanya itu. Nikmat yang paling besar yang diberikan Tuhan kepada umat manusia adalah “senireka bumi”. Bumi dan isinya dilindungi oleh Sabuk Van Allen yang membungkus bumi seolah-olah perisai berbentuk medan elektromagnetik bertenaga tinggi. Perisai dengan “kekuatan hebat” ini tidak dimiliki oleh planet-planet lain.

Lapisan radiasi yang membentuk energi tinggi, terdiri dari proton dan elektron, mengelilingi ribuan kilometer di alas bumi, diberi nama lapisan Van Allen. Lapisan ini melindungi bumi dan isinya dari ledakan dahsyat tenaga matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali yang disebut solar Flares. Ledakan dahsyat ini bila tidak ditahan di angkasa dapat meluluh serta menghancurkan semua kehidupan di bumi, dengan kekuatan setara 100 juta bom atom Hiroshima. Perlindungan juga didapatkan dari serangan badai kosmos yang membahayakan umat manusia.

Bagaimana lapisan perisai ini terbentuk? Lapisan ini terbentuk dari inti bumi yang besar, iaitu terdiri dari besi dan nikel. Keduanya membentuk medan magnet yang besar, yang tidak dimiliki oleh planet lain, kecuali planet Marikh dengan radiasi yang lebih lemah.

Barangkali kita sekarang faham mengapa besi ditempatkan di salah satu judul surah di dalam Al-Qur’an. Inti besi dan nikel “melindungi makhluk bumi” berupa perisai elektromagnetik dengan “kekuatan yang hebat”. Namun yang terpenting, Al-Qur’an ingin menunjukkan kepada pembaca bahawa besi tidak dapat dihasilkan di bumi. Oleh kerana itu, ia diturunkan dari langit untuk dimanfaatkan oleh manusia sesuai dengan ayat 25.

Karakter ketiga berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surah Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut identitinya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui keindahan maksud Surah Besi ini, yang diletakkan pada nombor 57.

AL- JUMAL

Alif = 1, Lam = 30, Ha’ = 8, Dal= 4, Ya’ = 10, Dal = 41 + 30 + 8 + 4 + 10 + 4 = 31 + 26 = 57.

Fakta Pertama

Fakta menunjukkan bahawa besi atau al-hadid mempunyai nilai (al-junmal) 57, sama dengan nombor surahnya iaitu (19 x 3). Gandaan 19 dengan koefisien angka 3. Besi, menurut Peter Van Krogt ahli elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7 generasi sejak Adam a.s. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe, atau ferrum, yang bererti “elemen suci” dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus Aurelius dan Commodus menghubungkan dengan mitos Planet Marikh.

Ilmu kimia modern mengatakan bahwa besi atau Fe ini mempunyai 8 isotop, di mana hanya 4 isotop saja yang stabil, yaitu dengan simbol Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58.

ISOTOP BESI

Besi mempunyai nomor atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel periodik. Sedangkan Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31 neutron. Ini berbeza dengan isotop stabil lainnya, misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan), energi yang keluar untuk mengubah status Fe+2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan tenaga itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang tidak kurang penting, Fe-57 juga diketahui mempunyai jisim atom sebesar 56,9354.

Fakta Kedua

Begitu kita mengenal karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:

* Salah satu isotop besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nombor simbol sama dengan nombor Surah al-Hadid, dan kalimah al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
* Besi mempunyai nomor atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
* Fe-57 mempunyai 31 elektron, ditunjukkan oleh al-jumal dari kata “al”.
* Koefisien 3, dari (19 x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tingkat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957 jk/mol.
* mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
* Peneliti al-Qur’an dari kelompok Fakir 60 di Amerika menjelaskan bahawa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574 menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada” atau bererti juga “yang mempunyai 4 tingkatan energi”.
* Bilangan 451, banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nombor simbol kedelapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe-56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
* Enkripsi pada keempat isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19 atau: 54565758 = 19 x 2871882 •
* Demikian juga jisim atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966
* Bukan suatu kebetulan, jika nombor surat dan nombor ayat besi (QS 57: 25) ditunjukkan dengan angka 19. 5+7+2+5=19.
* Bukan pula suatu kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an, sebagaimana elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel periodik.

Dari sisi matematikal, angka 57 clan 29 tergolong ajaib kerana angka-angka tersebut merupakan:
57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)

Kata “besi” dalam al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeza. Barangkali salah satu keterangan yang menarik dari hal yang menarik lainnya adalah keterangan yang berhubungan dengan kisah Dzulkarnain pada Surat al-Kahfi (18:96), yang bererti gua. Ayat tersebut berkisah tentang pintu besi yang dibangun oleh Dzulkarnain di antara kedua puncak gunung. Suatu saat akan hancur, ketika kiamat telah dekat. Tanda-tanda kiamat ini menarik perhatian ilmuwan Barat clan juga Winston Churchill pada tahun 1940-an. Perhatian para ahli arkeologi Muslim terletak pada karakter siapa yang pasti untuk Dzulkarnain dalam sejarah? Apakah Raja dari Macedonia (tafsir Yusuf Ali dan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus mengatakan Iskandar Dzulkarnain dari Macedonia, sehingga mengundang kritikan ahli sejarah, karena tidak pasti)

Alexander The Great, ataukah Cyrius Kaisar dari Persia? Sedangkan perhatian Churchill, kerana ramalan “perang besar yang akan terjadi” sebelum dunia kiamat, sebahagian tercatat dalam Kitab Mulia Al-Qur’an, dengan versi lain jika dibandingkan dengan Bible. Jadi siapakah Gog dan Magog (versi Barat), apakah kaum Kulit Kuning (Oriental), Hindu, animis, atau Komunis Rusia? Sedangkan Al-Qur’an menyebutnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj (al-Kahfi [181:94])? Belum diketahui pasti siapa mereka. Indikasi masa depan, ada berbagai kemungkinan. Namun, satu hal, nampaknya para arkeologi telah menemukan “Pintu Besi” yang dimaksud oleh al-Qur’an di Derbent, termasuk dalam wilayah Soviet Union dahulu, seperti tercantum dalam Encyclopedia Columbia, walaupun masih diperdebatkan di kalangan sejarawan moden, siapa sebenarnya yang membangunkan pintu besi tersebut, Alexander Agung ataukah Cyrius?

Encyclopedia Columbia edisi ke-6, mencatat bahwa Derbent ditemukan pada tahun 438 oleh bangsa Persia sebagai pertahanan yang strategis di Pintu Besi. Benteng tersebut masih ada clan diberi nama Tembok Kaukasia (Caucasian Wall) juga disebut Tembok Alexander. Dibangun oleh bangsa Persia (yang menemukannya) pada abad ke-6, untuk menahan serangan pendatang-pendatang dari daerah Utara.

Dengan demikian, Surat Besi ini menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya adalah besi diturunkan secara langsung dari langit melalui meteorit pada awal terbentuknya bumi, jutaan tahun yang lalu. Besi diketahui mempunyai kekuatan yang dahsyat: inti besi dan nikel membentuk perisai medan magnet bumi dengan tenaga yang luar biasa untuk menahan solar flares dan badai magnetik angkasa. Sedangkan nombor surat 57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini juga memperlihatkan karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain itu, ditunjukkan dengan kodetifikasi nombor atom (26) dan jumlah elektron (31) yang mengelilingi inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjukkan dengan jumlah digit nombor surah dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), iaitu bilangan’ 19. Ramalan atau prophecy: Besi atau Pintu Besi Dzulkarnain diisyaratkan berhubungan dengan salah satu tanda datangnya kiamat ,hancur secara fizikal ketika bangsa yang dinamakan Ya’juj dan Ma’juj menimbulkan kerosakan di bumi.